DIAN LOVATO
sekilas goresan kata untuk rekan-rekan semua...^_^
Minggu, 09 November 2014
Rabu, 20 Maret 2013
UNP Kekurangan 700 Dosen
UNP Kekurangan 700 Dosen
Padang Ekspres • Selasa, 12/03/2013 13:19 WIB • • 532 klik
Padang, Padek—Sudah
lima tahun terakhir Universitas Negeri Padang (UNP) kekurangan dosen.
Penambahan dosen setiap tahunnya tidak sesuai jumlah kuota, sehingga
menyebabkan beban jam mengajar dosen semakin tinggi.
Demikian diungkapkan Rektor UNP, Yanuar
Kiram usai mewisuda 3.059 mahasiswa, Sabtu (8/3), di GOR UNP. Dari
keterangan Yanuar, tercatat sejak lima tahun lalu, UNP mengalami
kekurangan dosen 240 orang karena dosen telah pensiun.
Di tahun ini, tercatat 36 dosen yang akan
pensiun. Sedangkan penambahan dosen setiap tahunnya tidak seberapa.
Contohnya pada tahun lalu, awalnya ada 20 orang dosen yang akan
diterima, tapi hanya delapan orang yang diangkat.
“Kuota penerimaan dan yang pensiun tidak
realistis. Dikhawatirkan akan terjadi kekurangan dosen yang nantinya
berpengaruh terhadap mutu pendidikan di UNP,” ulasnya.
Sedangkan kebutuhan ideal dosen 1.500 orang
untuk mengajar 35.000 mahasiswa di tujuh fakultas. Saat ini, yang
tersedia baru 800 orang dosen. Artinya, terdapat kekurangan sekitar 700
orang lagi. Persoalan ini diakui Yanuar telah pernah dibicarakan baik
internal UNP dengan Dirjen Perguruan Tinggi (Dikti).
“Saat ini, kekurangan dosen belum menjadi
persoalan yang perlu dikhawatirkan. Tapi jika dibiarkan sistem
penerimaan dosen seperti ini terus tentu akan membawa pengaruh dalam
peningkatan mutu pendidikan,” terangnya.
Apalagi ada tuntutan dari Dikti untuk
membuka program studi (prodi) baru. Jika hal ini dilakukan, maka akan
bertambah jam mengajar dosen jika tidak ada penambahan dosen.
Sedangkan untuk saat ini, pendidikan dosen di UNP sudah hampir
seluruhnya minimal berpendidikan S-2. Upaya peningkatan mutu dosen
melalui pendidikan terus dilakukan.
Sementara itu, mulai tahun ini, UNP
menerbitkan ijazah wisudawan dalam dua versi. Versi pertama berbahasa
Indonesia, versi kedua Bahasa Inggris. Ini dilakukan karena saat ini
sudah banyak mahasiswa yang bekerja di perusahaan asing atau keluar
negeri. “Ke depannya, transkrip nilai juga akan dibuat dalam Bahasa
Inggris,” pungkasnya. (ek)
[ Red/Administrator ]
Minggu, 17 Maret 2013
Menyelesaikan Pengujian dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran: Verifikasi Akun Tertentu
A. Jenis Akun Lainnya Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran
Jenis aset, beban dan utang berbeda untuk masing-masing perusahaan, terutama untuk industri yang bukan ritel, grosir dan manufaktur. Metodelogi yang berkaitan dengan audit akun-akun tersebut sama dengan audit akun-akun lainnya yang dibahas pada bab-bab sebelumnya. Bab terakhir menyajikan telaah pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran, seperti prosedur analitis yang biasa digunakan dan pengujian perincian saldo utang dagang. Dalam bab ini, pembahasan untuk beberapa akun utama dalam siklus ini akan dibahas, yang disebut audit atas:
• Aset tetap (properti dan peralatan)
• Beban duibayar dimuka
• Utang lain-lain
• Akun pendapatan dan beban
Jenis aset, beban dan utang berbeda untuk masing-masing perusahaan, terutama untuk industri yang bukan ritel, grosir dan manufaktur. Metodelogi yang berkaitan dengan audit akun-akun tersebut sama dengan audit akun-akun lainnya yang dibahas pada bab-bab sebelumnya. Bab terakhir menyajikan telaah pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran, seperti prosedur analitis yang biasa digunakan dan pengujian perincian saldo utang dagang. Dalam bab ini, pembahasan untuk beberapa akun utama dalam siklus ini akan dibahas, yang disebut audit atas:
• Aset tetap (properti dan peralatan)
• Beban duibayar dimuka
• Utang lain-lain
• Akun pendapatan dan beban
B. Audit atas asset tetap (Properti dan peralatan)
Aset tetap (property dan peralatan) adalah asset yang diharapkan memiliki umur lebih dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak ditujukan untuk dijual kembali. Penggunaan asset tetap dalam pelaksanaan bisnis klien dan ekspektasi umur ekonomis lebih dari satu tahun merupakan karakteristik utama yang membedakan asset tersebut dengan persediaan, beban dibayar dimuka, dan investasi.
Aset tetap (property dan peralatan) adalah asset yang diharapkan memiliki umur lebih dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak ditujukan untuk dijual kembali. Penggunaan asset tetap dalam pelaksanaan bisnis klien dan ekspektasi umur ekonomis lebih dari satu tahun merupakan karakteristik utama yang membedakan asset tersebut dengan persediaan, beban dibayar dimuka, dan investasi.
Telaah atas peralatan – akun terkait
Pencatatan akuntansi utama dalam akun peralatan manufaktur dan akun asset tetap lainnya umumnya merupakan berkas utama asset tetap. Berkas utama meliputi catatan terperinci atas setiap bagian peralatan dan jenis property lainnya.
Auditor melakukan verifikasi atas peralatan manufaktur secara berbeda dengan akun asset lancar karena tiga alas an berikut:
1. Biasanya terdapat akuisisi peralatan dalam jumlah sedikit pada periode berjalan.
2. Nilai akuisisi biasanya material.
3. Peralatan biasanya disimpan dan dicatat dalam pencatatan akuntansi selama beberapa tahun.
Pencatatan akuntansi utama dalam akun peralatan manufaktur dan akun asset tetap lainnya umumnya merupakan berkas utama asset tetap. Berkas utama meliputi catatan terperinci atas setiap bagian peralatan dan jenis property lainnya.
Auditor melakukan verifikasi atas peralatan manufaktur secara berbeda dengan akun asset lancar karena tiga alas an berikut:
1. Biasanya terdapat akuisisi peralatan dalam jumlah sedikit pada periode berjalan.
2. Nilai akuisisi biasanya material.
3. Peralatan biasanya disimpan dan dicatat dalam pencatatan akuntansi selama beberapa tahun.
Oleh karena perbadaan tersebut, maka
audit peralatan manufaktur menekankan pada verifikasi atas akuisisi
periode berjalan, dibandingkan pada saldo akun lanjutan dari periode
sebelumnya. Sebagai tambahan, umur ekonmis dari asset yang lebih dari
satu tahun ini menimbulkan akun beban depresiasi dan akumulasi
depresiasi.
Meskipun pendekatan dalam verifikasi peralatan manufaktur berbeda dengan yang digunakan pada asset biasa, beberapa akun asset diverifikasi dengan cara yang sama. Hal ini termasuk juga pada paten, hak cipta, biaya catalog, dan seluruh akun asset tetap dan peralatan. Dalam audit peralatan manufaktur dan akun terkait, pengujian akan dimudahkan jika dipisah menjadi beberapa kategori:
• Melakukan prosedur analitis
• Melakukan verifikasi akuisisi tahun berjalan
• Melakukan verifikasi penghentian asset tahun berjalan
• Melakukan verifikasi saldo akhir pada akun asset
• Melakukan verifikasi beban depresiasi
• Melakukan verifikasi saldo akhir dalam akumulasi depresiasi
Meskipun pendekatan dalam verifikasi peralatan manufaktur berbeda dengan yang digunakan pada asset biasa, beberapa akun asset diverifikasi dengan cara yang sama. Hal ini termasuk juga pada paten, hak cipta, biaya catalog, dan seluruh akun asset tetap dan peralatan. Dalam audit peralatan manufaktur dan akun terkait, pengujian akan dimudahkan jika dipisah menjadi beberapa kategori:
• Melakukan prosedur analitis
• Melakukan verifikasi akuisisi tahun berjalan
• Melakukan verifikasi penghentian asset tahun berjalan
• Melakukan verifikasi saldo akhir pada akun asset
• Melakukan verifikasi beban depresiasi
• Melakukan verifikasi saldo akhir dalam akumulasi depresiasi
Melakukan prosedur analitis
• Bandingkan beban penyusutan dibagi biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun sebelumnya.
• Bandingkan akumulasi penyusutan dibagi biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun sebelumnya.
• Bandingkan beban perbaikan dan pemeliharaan, beban perlengkapan, beban peralatan kecil tahunan dengan tahun sebelumnya.
• Bandingkan biaya peralatan manufaktur kotor.
• Bandingkan beban penyusutan dibagi biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun sebelumnya.
• Bandingkan akumulasi penyusutan dibagi biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun sebelumnya.
• Bandingkan beban perbaikan dan pemeliharaan, beban perlengkapan, beban peralatan kecil tahunan dengan tahun sebelumnya.
• Bandingkan biaya peralatan manufaktur kotor.
Melakukan verifikasi akuisisi tahun berjalan
Perusahaan harus mencatat penambahan pembelian asset tahun berjalan dengan benar karena asset tetap memiliki dampak jangka panjang pada laporan keuangan. Kesalahan dalam mengapitalisasi asset atau mencatat akuisisi dengan jumlah yang tidak benar akan berdampak pada neraca hingga perusahaan menghentikan menggunakan asset tersebut.
Titik awal verifikasi untuk akuisisi tahun berjalan merupakan skedul yang diperoleh dari klien atas seluruh catatan akuisisi dalam buku besar untuk asset tetap selama tahun tersebut. Klien menyediakan informasi tersebut dari berkas utama. Daftar skedul untuk setiap penambahan dilakukan terpisah dan mencakup tanggal akuisisi, vendor, deskripsi, dan catatan apakah barang tersebut baru atau bekas, umur asset untuk penentuan depresiasi, metode depresiasi, dan biayanya.
Tujuan audit terkait saldo:
• Perolehan tahun berjalan pada skedul perolehan cocok dengan jumlah pada berkas induk yang terkait, dan jumlah total cocok dengan buku besar.
• Perolehan tahun berjalan yang tercatat adalah ada
• Perolehan yang ada telah dicatat
• Perolehan tahun berjalan yang tercatat dihitung dengan akurat
• Perolehan tahun berjalan yang tercatat diklasifikasikan dengan tepat
• Verifikasi Pelepasan TPerolehan tahun berjalan dicatat dalam periode yang benar
• Klien memiliki hak kepemilikan dan perolehan tahun berjalan
Perusahaan harus mencatat penambahan pembelian asset tahun berjalan dengan benar karena asset tetap memiliki dampak jangka panjang pada laporan keuangan. Kesalahan dalam mengapitalisasi asset atau mencatat akuisisi dengan jumlah yang tidak benar akan berdampak pada neraca hingga perusahaan menghentikan menggunakan asset tersebut.
Titik awal verifikasi untuk akuisisi tahun berjalan merupakan skedul yang diperoleh dari klien atas seluruh catatan akuisisi dalam buku besar untuk asset tetap selama tahun tersebut. Klien menyediakan informasi tersebut dari berkas utama. Daftar skedul untuk setiap penambahan dilakukan terpisah dan mencakup tanggal akuisisi, vendor, deskripsi, dan catatan apakah barang tersebut baru atau bekas, umur asset untuk penentuan depresiasi, metode depresiasi, dan biayanya.
Tujuan audit terkait saldo:
• Perolehan tahun berjalan pada skedul perolehan cocok dengan jumlah pada berkas induk yang terkait, dan jumlah total cocok dengan buku besar.
• Perolehan tahun berjalan yang tercatat adalah ada
• Perolehan yang ada telah dicatat
• Perolehan tahun berjalan yang tercatat dihitung dengan akurat
• Perolehan tahun berjalan yang tercatat diklasifikasikan dengan tepat
• Verifikasi Pelepasan TPerolehan tahun berjalan dicatat dalam periode yang benar
• Klien memiliki hak kepemilikan dan perolehan tahun berjalan
Melakukan verifikasi penghentian aset tahun berjalan
Transaksi yang mencakup penghentian peralatan manufaktur biasanya mengalami salah saji bila pengendalian internal perusahaan melemah dalam menjalankan metode formal untuk menginformasikan menejemen untuk transaksi penjualan, tukar-tambah, pembatalan, atau pencurian mesin dan peralatan. Tujuan utama auditor dalam verifikasi penjualan, tukar-tambah, atau penghentian asset tetap adalah mendapatkan bukti memadai bahwa seluruh penghentian dicatat dalam jumlah yang benar.
Karena kegagalan untuk membukukan penghentian peralatan pabrik yang tidak lagi digunakan dapat secara signifikan mempengaruhi laporan keuangan, pencarian atas pelepsdsn ysng tidak dibukukan merupakan hal yang sangat penting. Prosedur berikut seringkali digunakan untuk memverifikasi penghentian:
• Menelaah apakah ada aktiva yang baru menggantikan aktiva yang ada.
• Menganalisa keuntungan dan kerugian akibat pelepasan aktiva dan pendapat rupa-rupa dari adanya penerimaan akibat pelepasan aktiva.
• Menelaah modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak-pajak property, atau penutupan asuransi atas adanya penghapusan peralatan.
• Tanya jawab dengan manajemen dan pelaksana produksi mengenai kemungkinan pelepasan aktiva.
Bilamana aktiva dijual atau dilepaskan tanpa adanya pertukaran dengan aktiva pengganti, penilaian keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan melakukan pemeriksaan terhadap faktur penjualan dan berkas induk property terkait,
Bilamana pertukaran aktiva untuk penggantian terjadi, auditor hendaknya yakin bahwa aktiva yang baru dikapitalisasi dengan layak dan aktiva yang digantikan dengan layak telah dihapuskan dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai buku aktiva yang dipertukarkan dan biaya-biaya penambahan aktiva baru.
Transaksi yang mencakup penghentian peralatan manufaktur biasanya mengalami salah saji bila pengendalian internal perusahaan melemah dalam menjalankan metode formal untuk menginformasikan menejemen untuk transaksi penjualan, tukar-tambah, pembatalan, atau pencurian mesin dan peralatan. Tujuan utama auditor dalam verifikasi penjualan, tukar-tambah, atau penghentian asset tetap adalah mendapatkan bukti memadai bahwa seluruh penghentian dicatat dalam jumlah yang benar.
Karena kegagalan untuk membukukan penghentian peralatan pabrik yang tidak lagi digunakan dapat secara signifikan mempengaruhi laporan keuangan, pencarian atas pelepsdsn ysng tidak dibukukan merupakan hal yang sangat penting. Prosedur berikut seringkali digunakan untuk memverifikasi penghentian:
• Menelaah apakah ada aktiva yang baru menggantikan aktiva yang ada.
• Menganalisa keuntungan dan kerugian akibat pelepasan aktiva dan pendapat rupa-rupa dari adanya penerimaan akibat pelepasan aktiva.
• Menelaah modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak-pajak property, atau penutupan asuransi atas adanya penghapusan peralatan.
• Tanya jawab dengan manajemen dan pelaksana produksi mengenai kemungkinan pelepasan aktiva.
Bilamana aktiva dijual atau dilepaskan tanpa adanya pertukaran dengan aktiva pengganti, penilaian keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan melakukan pemeriksaan terhadap faktur penjualan dan berkas induk property terkait,
Bilamana pertukaran aktiva untuk penggantian terjadi, auditor hendaknya yakin bahwa aktiva yang baru dikapitalisasi dengan layak dan aktiva yang digantikan dengan layak telah dihapuskan dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai buku aktiva yang dipertukarkan dan biaya-biaya penambahan aktiva baru.
Verifikasi saldo akhir akun asset
Dua dari tujuan-tujuan auditor sewaktu mengaudit peralatan manufaktur meliputi penentuan bahwa:
1. Semua peralatan yang dimiliki telah dibukukan.
2. Semua peralatan pisik yang ada dibukukan pada tanggal neraca,
Saat mendesain pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor pertama kali harus mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas peralatan manufaktur. Pengendalian yang penting harus mencakup pemakaian berkas utama untuk masing-masing asset tetap, pengendalian fisik yang memadai atas asset yang mudah dipindahkan, penggunaan nomor identifikasi untuk setiap asset tetap, dan perhitungan asset tetap secara periodic dan rekonsiliasinya oleh personel akuntansi.
Dua dari tujuan-tujuan auditor sewaktu mengaudit peralatan manufaktur meliputi penentuan bahwa:
1. Semua peralatan yang dimiliki telah dibukukan.
2. Semua peralatan pisik yang ada dibukukan pada tanggal neraca,
Saat mendesain pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor pertama kali harus mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas peralatan manufaktur. Pengendalian yang penting harus mencakup pemakaian berkas utama untuk masing-masing asset tetap, pengendalian fisik yang memadai atas asset yang mudah dipindahkan, penggunaan nomor identifikasi untuk setiap asset tetap, dan perhitungan asset tetap secara periodic dan rekonsiliasinya oleh personel akuntansi.
Verifikasi beban depresiasi
Beban depresiasi adalah satu dari sedikit akun beban yang tidak diverifikasi sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi. Tujuan audit-terkait saldo yang paling penting untuk beban depresiasi adalah akurasi. Dalam menentukan hal tersebut, auditor harus mempertimbangkan empat hal, yaitu:
1. Umur ekonomis untuk akuisisi masa sekarang.
2. Metode depresiasi
3. Estimasi nilai sisa
4. Kebijakan mendepresiasi asset selama tahun akuisisi dan penghentian.
Metode yang berguna untuk mengaudit depresiasi adalah pengujian prosedur analitis atas kewajaran yang dibuat dengan mengalikan asset tetap yang kurang didepresiasi dengan tingkat depresiasi untuk tahun tersebut. Bila pengujian kewajaran tidak dapat dilakukan sepenuhnya, maka pengujian perincian perlu dilakukan. Oleh karena standard akuntansi mensyaratkan adanya penjelasan tambahan sehubungan dengan depresiasi asset tetap, termasuk pengungkapan metode depresiasi dan umur ekonomis atas klasifikasi asset, maka auditor melakukan prosedur untuk mendapatkan bukti bahwa keempat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan depresiasi telah dipenuhi.
Beban depresiasi adalah satu dari sedikit akun beban yang tidak diverifikasi sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi. Tujuan audit-terkait saldo yang paling penting untuk beban depresiasi adalah akurasi. Dalam menentukan hal tersebut, auditor harus mempertimbangkan empat hal, yaitu:
1. Umur ekonomis untuk akuisisi masa sekarang.
2. Metode depresiasi
3. Estimasi nilai sisa
4. Kebijakan mendepresiasi asset selama tahun akuisisi dan penghentian.
Metode yang berguna untuk mengaudit depresiasi adalah pengujian prosedur analitis atas kewajaran yang dibuat dengan mengalikan asset tetap yang kurang didepresiasi dengan tingkat depresiasi untuk tahun tersebut. Bila pengujian kewajaran tidak dapat dilakukan sepenuhnya, maka pengujian perincian perlu dilakukan. Oleh karena standard akuntansi mensyaratkan adanya penjelasan tambahan sehubungan dengan depresiasi asset tetap, termasuk pengungkapan metode depresiasi dan umur ekonomis atas klasifikasi asset, maka auditor melakukan prosedur untuk mendapatkan bukti bahwa keempat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan depresiasi telah dipenuhi.
Melakukan Verifikasi saldo akhir dalam Akumulasi depresiasi
Debet atas akumulasi depresiasi secara normal diuji sebagai bagian dari audit penghentian asset dan kreditnya deverifikasi sebagai bagian dari beban depresiasi.
Debet atas akumulasi depresiasi secara normal diuji sebagai bagian dari audit penghentian asset dan kreditnya deverifikasi sebagai bagian dari beban depresiasi.
C. Audit Beban Dibayar di Muka
Baban dibaya di muka, tagihan di muka, dan aset tak berwujud adalah aset yang umurnya bervariasi dari hitungan bulan sampai bertahun-tahun. Termasuk di dalamnya adalah:
• Sewa dibayar di muka
• Biaya organisasi
• Pajak dibayar di muka
• Paten
• Asuransi dibayar di muka
• Merek dagang
• Tagihan di muka
• Hak cipta
Dalam beberapa kasus, akun ini nilainya sangat material. Dalam audit tertentu, perusahaan tidak memiliki akun tersebut dalam jumlah besar atau tidak material. Prosedur analitis biasanya dianggap memadai untuk beban dibayar di muka dan aset tak berwujud. Dalam audit tertentu, beberapa aset ini jumlahnya signifikan. Di bagian ini, kita akan membahas beberapa jenis pengendalian internal dan pengujian audit yang biasanya dikaitkan dengan beban dibayar di muka. Dalam diskusi berikut ini, asuransi dibayar di muka digunakan sebagai contoh pembahasan dalam kelompok ini karena:
1. Asuransi dibayar di muka banyak ditemukan dalam audit, bahkan hampir setiap perusahaan memiliki beberapa jenis asuransi.
2. Permasalahan yang biasanya muncul dalam audit asuransi dibayar di muka bila klasifikasinya mirip.
3. Tanggung jawb auditor dalam menelaah cakupan asuransi ini merupakan pertimbangan yang tidak ditemukan atas akun lain dalam kategori ini.
Baban dibaya di muka, tagihan di muka, dan aset tak berwujud adalah aset yang umurnya bervariasi dari hitungan bulan sampai bertahun-tahun. Termasuk di dalamnya adalah:
• Sewa dibayar di muka
• Biaya organisasi
• Pajak dibayar di muka
• Paten
• Asuransi dibayar di muka
• Merek dagang
• Tagihan di muka
• Hak cipta
Dalam beberapa kasus, akun ini nilainya sangat material. Dalam audit tertentu, perusahaan tidak memiliki akun tersebut dalam jumlah besar atau tidak material. Prosedur analitis biasanya dianggap memadai untuk beban dibayar di muka dan aset tak berwujud. Dalam audit tertentu, beberapa aset ini jumlahnya signifikan. Di bagian ini, kita akan membahas beberapa jenis pengendalian internal dan pengujian audit yang biasanya dikaitkan dengan beban dibayar di muka. Dalam diskusi berikut ini, asuransi dibayar di muka digunakan sebagai contoh pembahasan dalam kelompok ini karena:
1. Asuransi dibayar di muka banyak ditemukan dalam audit, bahkan hampir setiap perusahaan memiliki beberapa jenis asuransi.
2. Permasalahan yang biasanya muncul dalam audit asuransi dibayar di muka bila klasifikasinya mirip.
3. Tanggung jawb auditor dalam menelaah cakupan asuransi ini merupakan pertimbangan yang tidak ditemukan atas akun lain dalam kategori ini.
Telaah Asuransi Dibayar di Muka
Figur 18-3 menggambarkan akun yang biasanya digunakan untuk asuransi dibayar di muka dan hubungan antara asuransi dibayar di muka dan siklus akuisisi dan pembayaran dengan mendebet akun asuransi dibayar di muka. Oleh karena sumber pendebetan akun aset adalah jurnal akuisisi, maka pembayaran premi asuransi sebagian telah diuji dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif untuk transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.
Figur 18-3 menggambarkan akun yang biasanya digunakan untuk asuransi dibayar di muka dan hubungan antara asuransi dibayar di muka dan siklus akuisisi dan pembayaran dengan mendebet akun asuransi dibayar di muka. Oleh karena sumber pendebetan akun aset adalah jurnal akuisisi, maka pembayaran premi asuransi sebagian telah diuji dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif untuk transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.
Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi dapat dibagi menjadi tiga kategori: pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian register asuransi, dan pengendalian pencatatan beban asuransi. Pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran. Konsisten dengan prosedur yang didiskusikan dalam siklus tersebut, otorisasi yang tepat untuk kebijakan asuransi baru dan pembayaran premi asuransi merupakan pengendalian penting.
Register asuransi adalah pencatatan kebijakan asuransi dan masa berlaku masing-masing kebijakan. Auditor menggunakan register asuransi untuk mengidentifikasi kebijakan sehubungan dengan akun asuransi dibayar di muka. Jangka waktu dan jumlah pembayaran untuk mengidentifikasi kebijakan dimasukkan dalam register. Oleh karena jangka waktu dan jumlah menjadi dasar penentuan jumlah asuransi dibayar di muka, maka auditor secara independen melakukan verifikasi jangka waktu dan jumlah tersebut ke kebijakan asuransi atau kontrak yang mendasarinya.
Perusahaan kadang-kadang mempunyai jurnal standar bulanan untuk mengklasifikasikan asuransi dibayar di muka sebagai beban asuransi. Jika terdapat jurnal berjumlah material yang diharuskan menyesuaikan saldo asuransi dibayar di muka pada akhir tahun, maka artinya terjadi potensi salah saji dalam pencatatan akuisisi asuransi selama tahun tersebut atau dalam klasifikasi saldo akhir tahun dalam ausransi dibayar di muka.
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi dapat dibagi menjadi tiga kategori: pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian register asuransi, dan pengendalian pencatatan beban asuransi. Pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran. Konsisten dengan prosedur yang didiskusikan dalam siklus tersebut, otorisasi yang tepat untuk kebijakan asuransi baru dan pembayaran premi asuransi merupakan pengendalian penting.
Register asuransi adalah pencatatan kebijakan asuransi dan masa berlaku masing-masing kebijakan. Auditor menggunakan register asuransi untuk mengidentifikasi kebijakan sehubungan dengan akun asuransi dibayar di muka. Jangka waktu dan jumlah pembayaran untuk mengidentifikasi kebijakan dimasukkan dalam register. Oleh karena jangka waktu dan jumlah menjadi dasar penentuan jumlah asuransi dibayar di muka, maka auditor secara independen melakukan verifikasi jangka waktu dan jumlah tersebut ke kebijakan asuransi atau kontrak yang mendasarinya.
Perusahaan kadang-kadang mempunyai jurnal standar bulanan untuk mengklasifikasikan asuransi dibayar di muka sebagai beban asuransi. Jika terdapat jurnal berjumlah material yang diharuskan menyesuaikan saldo asuransi dibayar di muka pada akhir tahun, maka artinya terjadi potensi salah saji dalam pencatatan akuisisi asuransi selama tahun tersebut atau dalam klasifikasi saldo akhir tahun dalam ausransi dibayar di muka.
Pengujian Audit
Melalui audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor harus selalu berpikir bahwa jumlah dalam beban asuransi adalah nilai sisa (residual). Residual ini berasal dari saldo awal pada asuransi dibayar di muka, pembayara premi selama tahun tersebut dan saldo akhirnya.
Satu-satunya pengujian dalam akun beban yang harus dilakukan adalah prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa seluruh tagihan untuk beban asuransi mencul dari kredit atas asuransi dibayar di muka. oleh karena pembayaran premi diuji sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dan prosedur analitis, maka penekanan pada pengujian perincian saldo adalah pada asuransi dibayar di muka.
Dalam audit asuransi dibayar di muka, auditor memiliki sebuah skedul yag diperoleh dari klien atau membuatnya sendiri yang berisi tentang kebijakan tertentu. Misalnya, skedul tersebut memasukkan informasi tentang kebijakan asuransi, nomor polis, cakupan suransi untuk setiap polis, jumlah premi, periode premi, beban asuransi untuk tahun tersebut dan asuransi dibayar di muka pada akhir tahun.
Saldo awal dan saldo akhir asuransi dibayar di muka biasanya tidak material dan hanya terdapat sedikit transaksi didebet dan dikredit atas saldo tersebut selama tahun berjalan, sebagian besar berjumlah kecil dan mudah dipahami. Oleh karena itu, auditor hanya perlu menggunakan sedikit waktunya dalam melakukan verifikasi saldo atau transaksi. Jika auditor memutuskan untuk tidak melakukan verifikasi perincian saldo tersebut, maka prosedur analitis menjadi penting untuk mengidentifikasi potensi salah saji material. Auditor biasanya melakukan prosedur analitis ini untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi:
• Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun-tahun sebelumnya.
• Membandingkan rasio asuransi dibayar di muka ke beban asuransi dan membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya.
• Membandingkan masing-masing cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujia pengurangan kebijakan tertentu atau perusahaan cakupan asuransi.
• Membandingkan perhitungan saldo asuransi dibayar di muka untuk tahun berjalan berdasarkan masing-masing polis dengan tahun sebelumnya sebagai pengujian atas kesalahan perhitungan.
• Menelaan kewajaran cakupan asuransi pada skedul asuransi dibayar di muka bersama pegawai klien atau pegawai asuransi. Auditor tidak dapat menjadi ahl asuransi, tetapi pemahaman auditor atas akuntansi dan penilaian aset diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan tidak kurang diasuransikan.
Dalam banyak audit, tidak terdapat tambahan prosedur substantif yang diperlukan kecuali jika hasil penilaian risiko pengendalian mengindikasikan kemungkinan besar terjadi salah saji material. Prosedur audit lainnya, yang akan dibahas berikutnya, perlu dilakukan hanya jika ada alasan khusus. Pembahasan untuk pengujian tersebut menggunakan tujuan audit-terkait saldo untuk melakukan pengujian perincian saldo aset (nilai realisasi tidak diterapkan).
Melalui audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor harus selalu berpikir bahwa jumlah dalam beban asuransi adalah nilai sisa (residual). Residual ini berasal dari saldo awal pada asuransi dibayar di muka, pembayara premi selama tahun tersebut dan saldo akhirnya.
Satu-satunya pengujian dalam akun beban yang harus dilakukan adalah prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa seluruh tagihan untuk beban asuransi mencul dari kredit atas asuransi dibayar di muka. oleh karena pembayaran premi diuji sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dan prosedur analitis, maka penekanan pada pengujian perincian saldo adalah pada asuransi dibayar di muka.
Dalam audit asuransi dibayar di muka, auditor memiliki sebuah skedul yag diperoleh dari klien atau membuatnya sendiri yang berisi tentang kebijakan tertentu. Misalnya, skedul tersebut memasukkan informasi tentang kebijakan asuransi, nomor polis, cakupan suransi untuk setiap polis, jumlah premi, periode premi, beban asuransi untuk tahun tersebut dan asuransi dibayar di muka pada akhir tahun.
Saldo awal dan saldo akhir asuransi dibayar di muka biasanya tidak material dan hanya terdapat sedikit transaksi didebet dan dikredit atas saldo tersebut selama tahun berjalan, sebagian besar berjumlah kecil dan mudah dipahami. Oleh karena itu, auditor hanya perlu menggunakan sedikit waktunya dalam melakukan verifikasi saldo atau transaksi. Jika auditor memutuskan untuk tidak melakukan verifikasi perincian saldo tersebut, maka prosedur analitis menjadi penting untuk mengidentifikasi potensi salah saji material. Auditor biasanya melakukan prosedur analitis ini untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi:
• Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun-tahun sebelumnya.
• Membandingkan rasio asuransi dibayar di muka ke beban asuransi dan membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya.
• Membandingkan masing-masing cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujia pengurangan kebijakan tertentu atau perusahaan cakupan asuransi.
• Membandingkan perhitungan saldo asuransi dibayar di muka untuk tahun berjalan berdasarkan masing-masing polis dengan tahun sebelumnya sebagai pengujian atas kesalahan perhitungan.
• Menelaan kewajaran cakupan asuransi pada skedul asuransi dibayar di muka bersama pegawai klien atau pegawai asuransi. Auditor tidak dapat menjadi ahl asuransi, tetapi pemahaman auditor atas akuntansi dan penilaian aset diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan tidak kurang diasuransikan.
Dalam banyak audit, tidak terdapat tambahan prosedur substantif yang diperlukan kecuali jika hasil penilaian risiko pengendalian mengindikasikan kemungkinan besar terjadi salah saji material. Prosedur audit lainnya, yang akan dibahas berikutnya, perlu dilakukan hanya jika ada alasan khusus. Pembahasan untuk pengujian tersebut menggunakan tujuan audit-terkait saldo untuk melakukan pengujian perincian saldo aset (nilai realisasi tidak diterapkan).
Polis Auransi Terdapat dalam Skedul
Asuransi Dibayar di Muka dan Polis Asuransi yang Ada Telah Didaftar
(Keberadaan dan Kelengkapan)
Pengujian atas keberadaan dan penghapusan polis asuransi dari skedul klien dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Menguji sampel faktur asuransi dan polis sebagai perbandingan dengan skedul.
2. Melakukan konfirmasi atas informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan. Auditor biasanya lebih senang mengirimkan konfirmasi kepada agen asuransi klien karena pedekatan ini biasanya tidak memakan waktu lama dibandingkan dengan pengujian bukti transaksi dan konfirmasi ini dapat menghasilkan verifikasi 100 persen.
Pengujian atas keberadaan dan penghapusan polis asuransi dari skedul klien dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Menguji sampel faktur asuransi dan polis sebagai perbandingan dengan skedul.
2. Melakukan konfirmasi atas informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan. Auditor biasanya lebih senang mengirimkan konfirmasi kepada agen asuransi klien karena pedekatan ini biasanya tidak memakan waktu lama dibandingkan dengan pengujian bukti transaksi dan konfirmasi ini dapat menghasilkan verifikasi 100 persen.
Klien Memiliki Hak atas Seluruh Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka (Hak)
Pihak yang akan menerima keuntungan bila klaim asuransi diajukan dinyatakan sebagai pihak yang memiliki hak. Biasanya, penerima klaim yang tertulis dalam polis adalah klien, tetapi apabila ada hipotek atau kewajiban lain, maka klaim asuransi bisa saja terutang kepada kreditur. Telaah atas polis asuransi yang klaimnya dimiliki pihak lain selain klien merupakan pengujian yang kuat atas tidak tercatatnya utang dan aset yang dijaminkan.
Pihak yang akan menerima keuntungan bila klaim asuransi diajukan dinyatakan sebagai pihak yang memiliki hak. Biasanya, penerima klaim yang tertulis dalam polis adalah klien, tetapi apabila ada hipotek atau kewajiban lain, maka klaim asuransi bisa saja terutang kepada kreditur. Telaah atas polis asuransi yang klaimnya dimiliki pihak lain selain klien merupakan pengujian yang kuat atas tidak tercatatnya utang dan aset yang dijaminkan.
Jumlah Dibayat di Muka pada
Skedul adalah Akurat dan Totalnya Ditambahkan dengan Benar dan Sesuai
dengan Buku Besar (Akurasi dan Kecocokan Perincian)
Pengujian audit untuk melakukan verifikasi terhadap akurasi asuransi dibayar di muka juga meliputi verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode asuransi, dan alokasi premi atas asuransi yang belum jatuh tempo. Jumlah premi atas polis tertentu dan masa berlakunya dapat diverifikasi bersamaan dengan memeriksa faktur premi atau konfirmasi dari agen asuransi. Setelah keduanya diverifikasi, perhitungan klien atas asuransi yang belum jatuh tempo dapat diuji melalui perhitungan ulang. Skedul asuransi dibayar di muka dapat dijumlahkan dan totalnya ditelusuri ke buku besar untuk melengkapi kecocokan perinciannya.
Pengujian audit untuk melakukan verifikasi terhadap akurasi asuransi dibayar di muka juga meliputi verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode asuransi, dan alokasi premi atas asuransi yang belum jatuh tempo. Jumlah premi atas polis tertentu dan masa berlakunya dapat diverifikasi bersamaan dengan memeriksa faktur premi atau konfirmasi dari agen asuransi. Setelah keduanya diverifikasi, perhitungan klien atas asuransi yang belum jatuh tempo dapat diuji melalui perhitungan ulang. Skedul asuransi dibayar di muka dapat dijumlahkan dan totalnya ditelusuri ke buku besar untuk melengkapi kecocokan perinciannya.
Beban Asuransi Terkait dengan Asuransi Dibayar di Muka Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi)
Klasifikasi pendebetan yang benar atas akun beban asuransi yang berbeda perlu ditelaah sebagai pengujian laporan laba/rugi. Dalam beberapa kasus, akun beban yang benar jelas terlihat karena jenis asuransinya, seperti polis untuk mengasuransikan sebuah peralatan. Dalam kasus lain, alokasi perlu dilakukan. Misalnya, asuransi kebakaran atas bangunan memerlukan alokasi ke beberapa akun yang berbeda, termasuk biaya-biaya tak langsung atas manufaktur (manufacturing overhead). Pembebanan pada akun yang benar dan konsistensi dengan tahun-tahun sebelumnya merupakan pertimbangan utama dalam evaluasi klasifikasi.
Klasifikasi pendebetan yang benar atas akun beban asuransi yang berbeda perlu ditelaah sebagai pengujian laporan laba/rugi. Dalam beberapa kasus, akun beban yang benar jelas terlihat karena jenis asuransinya, seperti polis untuk mengasuransikan sebuah peralatan. Dalam kasus lain, alokasi perlu dilakukan. Misalnya, asuransi kebakaran atas bangunan memerlukan alokasi ke beberapa akun yang berbeda, termasuk biaya-biaya tak langsung atas manufaktur (manufacturing overhead). Pembebanan pada akun yang benar dan konsistensi dengan tahun-tahun sebelumnya merupakan pertimbangan utama dalam evaluasi klasifikasi.
Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang Benar (Pisah Batas)
Pisah batas untuk akuisisi asuransi biasanya bukan masalah penting karena jumlah polis tidak banyak dan jumlahnya tidak material. Jika auditor mengecek pisah batas untuk akuisisi asuransi, maka mereka melakukannya sebagai bagian dari pengujian pisah batas untuk utang dagang.
Pisah batas untuk akuisisi asuransi biasanya bukan masalah penting karena jumlah polis tidak banyak dan jumlahnya tidak material. Jika auditor mengecek pisah batas untuk akuisisi asuransi, maka mereka melakukannya sebagai bagian dari pengujian pisah batas untuk utang dagang.
D. Audit Utang Akrual
Kategori ketiga dalam siklus akuisisi dari pembayaran adalah utang akrual, yaitu estimasi kewajiban yang belum dibayarkan atas jasa atau keuntungan yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Banyak utang akrual merupakan utang masa depan untuk jasa yang belum dibayarkan, tetapi sebenarnya belum berutang pada tanggal neraca. Mislanya, keuntungan dari menyewakan aset yang terutang selama tahun berjalan. Oleh karenanya, pada tanggal neraca, porsi tertentu dari total biaya sewa yang belum dibayarkan harus menjadi akrual. Utang sejenis lainnya adalah :
1. Utang Gaji
2. Pajak atas Utang Gaji
3. Bonus Karyawan Akrual
4. Komisi Akrual
5. Honor Profesional Akrual
6. Sewa Akrual
7. Utang Bunga
Jenis akrual yang kedua adalah estimasi jumlah kewajiban yang jatuh temponya tidak pasti, seperti kewajiban pajak penghasilan daerah dimana kemungkinan jumlah yang tercantum dalam pengembalian pajak akan berubah setelah petugas pajak mengaudit pengembalian tersebut. Biaya garansi akrual dan biaya pensiun akrual juga merupakan akrual yang sama.
Verifikasi beban akrual bervariasi bergantung pada sifat akrual dan kondisi klien. Pada kebanyakan audit, akrual menghabiskan waktu cukup banyak. Dalam kondisi lain, akun-akun tertentu seperti pajak penghasilan akrual, biaya garansi, dan biaya pensiun kadang-kadang material dan memerlukan pertimbangan audit. Pembahasan berikut mengenai pajak properti akrual merupakan contoh audit yang akrual.
Kategori ketiga dalam siklus akuisisi dari pembayaran adalah utang akrual, yaitu estimasi kewajiban yang belum dibayarkan atas jasa atau keuntungan yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Banyak utang akrual merupakan utang masa depan untuk jasa yang belum dibayarkan, tetapi sebenarnya belum berutang pada tanggal neraca. Mislanya, keuntungan dari menyewakan aset yang terutang selama tahun berjalan. Oleh karenanya, pada tanggal neraca, porsi tertentu dari total biaya sewa yang belum dibayarkan harus menjadi akrual. Utang sejenis lainnya adalah :
1. Utang Gaji
2. Pajak atas Utang Gaji
3. Bonus Karyawan Akrual
4. Komisi Akrual
5. Honor Profesional Akrual
6. Sewa Akrual
7. Utang Bunga
Jenis akrual yang kedua adalah estimasi jumlah kewajiban yang jatuh temponya tidak pasti, seperti kewajiban pajak penghasilan daerah dimana kemungkinan jumlah yang tercantum dalam pengembalian pajak akan berubah setelah petugas pajak mengaudit pengembalian tersebut. Biaya garansi akrual dan biaya pensiun akrual juga merupakan akrual yang sama.
Verifikasi beban akrual bervariasi bergantung pada sifat akrual dan kondisi klien. Pada kebanyakan audit, akrual menghabiskan waktu cukup banyak. Dalam kondisi lain, akun-akun tertentu seperti pajak penghasilan akrual, biaya garansi, dan biaya pensiun kadang-kadang material dan memerlukan pertimbangan audit. Pembahasan berikut mengenai pajak properti akrual merupakan contoh audit yang akrual.
Audit atas Pajak Properti Akrual
Sumber pendebetan adalah jurnal pengeluaran kas, maka pembayaran pajak properti sudah diuji melalui pengujian transaksi siklus akuisisi dan pembayaran. Dengan biaya asuransi, saldo biaya pajak properti merupakan jumlah residual yang dihasilkan dari saldo awal dan saldo akhir dalam pajak properti akrual dan pembayaran pajak properti. Oleh karena itu, penekanan dalam pengujian harus dilakukan atas saldo akhir utang dan pemberian pajak properti. Saat auditor melakukan verifikasi pajak properti akrual, keseluruhan delapan tujuan audit terkait saldo adalah relevan kecuali nilai realisasi. Dua hal di bawah ini merupakan hal penting, yaitu :
1. Properti yang diperhitungkan pajak akrualnya berada dalam skedul akrual. Kesalahan salam memasukkan properti dimana pajak seharusnya dihitung akrual akan terjadi kurang saji pada utang pajak properti (kelengkapan). Salah saji material dapat terjadi, misalnya jika pajak properti tidak dibayarkan sebelum tanggal neraca dan tidak termasuk sebagai pajak properti akrual.
2. pajak properti akrual dicatat secara akurat. Auditor perlu memperhatikan konsistensi perlakuan akrual dari tahun ke tahun (akurasi).
Auditor menggunakan dua pengujian utama yang memasukkan seluruh akrual. Auditor melakukan verifikasi akrual bersamaan dengan audit pembayaran pajak properti tahun berjalan. Dalam audit, hanya terdapat sedikit pembayaran pajak properti, tetapi setiap pembayaran sering kali material, sehingga bisa diverifikasi satu sama lain. Auditor juga membandingkan akrual dengan tahun-tahun sebelumnya.
Auditor biasanya memulai pekerjaannya dengan membuat skedul pembayaran pajak properti dari klien dan membandingkan setiap pembayaran dengan skedul tahun sebelumnya untuk menentukan apakah seluruh pembayaran dimasukkan dalam skedul klien. Skedul aset tetap juga harus diperiksa bila terjadi penambahan dan penghentisn aset yang bisa memengaruhi pajak properti akrual. Seluruh properti dipengaruhi oleh aturan pajak properti lokal seharusnya termasuk dalam skedul, bahkan jika pembayaran pajak tidak dilakukan.
Setelah auditor menemukan bahwa seluruh pajak properti telah dimasukkan dalam skedul klien, mereka mengevaluasi kewajaran pajak properti pada setiap properti yang digunakan klien untuk mengestimasi akrualnya. Dalam banyak hal, jumlah total sudah disusun oleh otoritas pajak dan dikirimkan kepada klien, sehingga memungkinkan untuk diverifikasi jumlahnya. Hal ini diperoleh dengan membandingkan jumlah dalam skedul denggan tagihan pajak. Dalam kasus lain, total pembayaran tahun berikutnya harus disesuaikan dengan peningkatan tarif pajak properti.
Auditor dapat melakukan verifikasi pajak properti akrual dengan menghitung kembali porsi total pajak yang diaplikasikan pada tahun berjalan untuk setiap properti. Bahan pertimbangan utama adalah dengan menggunakan porsi yang sama untuk setiap pembayaran pajak atas akrual yang digunakan dalam tahun sebelumnya, kecuali jika ada kondisi perubahan khusus. Setelah pajak properti akrual dan beban pajak properti untuk setiap properti sudah dihitung kembali, total harus ditambahkan dan dibandingkan dengan buku besar. Dalam banyak kasus, pajak properti dibebankan ke lebih dari satu akun. Dalam kasus ini, auditor harus menguji benar tidaknya klasifikasi dengan mengevaluasi apakah sudah dibebankan dengan jumlah yang benar.
Sumber pendebetan adalah jurnal pengeluaran kas, maka pembayaran pajak properti sudah diuji melalui pengujian transaksi siklus akuisisi dan pembayaran. Dengan biaya asuransi, saldo biaya pajak properti merupakan jumlah residual yang dihasilkan dari saldo awal dan saldo akhir dalam pajak properti akrual dan pembayaran pajak properti. Oleh karena itu, penekanan dalam pengujian harus dilakukan atas saldo akhir utang dan pemberian pajak properti. Saat auditor melakukan verifikasi pajak properti akrual, keseluruhan delapan tujuan audit terkait saldo adalah relevan kecuali nilai realisasi. Dua hal di bawah ini merupakan hal penting, yaitu :
1. Properti yang diperhitungkan pajak akrualnya berada dalam skedul akrual. Kesalahan salam memasukkan properti dimana pajak seharusnya dihitung akrual akan terjadi kurang saji pada utang pajak properti (kelengkapan). Salah saji material dapat terjadi, misalnya jika pajak properti tidak dibayarkan sebelum tanggal neraca dan tidak termasuk sebagai pajak properti akrual.
2. pajak properti akrual dicatat secara akurat. Auditor perlu memperhatikan konsistensi perlakuan akrual dari tahun ke tahun (akurasi).
Auditor menggunakan dua pengujian utama yang memasukkan seluruh akrual. Auditor melakukan verifikasi akrual bersamaan dengan audit pembayaran pajak properti tahun berjalan. Dalam audit, hanya terdapat sedikit pembayaran pajak properti, tetapi setiap pembayaran sering kali material, sehingga bisa diverifikasi satu sama lain. Auditor juga membandingkan akrual dengan tahun-tahun sebelumnya.
Auditor biasanya memulai pekerjaannya dengan membuat skedul pembayaran pajak properti dari klien dan membandingkan setiap pembayaran dengan skedul tahun sebelumnya untuk menentukan apakah seluruh pembayaran dimasukkan dalam skedul klien. Skedul aset tetap juga harus diperiksa bila terjadi penambahan dan penghentisn aset yang bisa memengaruhi pajak properti akrual. Seluruh properti dipengaruhi oleh aturan pajak properti lokal seharusnya termasuk dalam skedul, bahkan jika pembayaran pajak tidak dilakukan.
Setelah auditor menemukan bahwa seluruh pajak properti telah dimasukkan dalam skedul klien, mereka mengevaluasi kewajaran pajak properti pada setiap properti yang digunakan klien untuk mengestimasi akrualnya. Dalam banyak hal, jumlah total sudah disusun oleh otoritas pajak dan dikirimkan kepada klien, sehingga memungkinkan untuk diverifikasi jumlahnya. Hal ini diperoleh dengan membandingkan jumlah dalam skedul denggan tagihan pajak. Dalam kasus lain, total pembayaran tahun berikutnya harus disesuaikan dengan peningkatan tarif pajak properti.
Auditor dapat melakukan verifikasi pajak properti akrual dengan menghitung kembali porsi total pajak yang diaplikasikan pada tahun berjalan untuk setiap properti. Bahan pertimbangan utama adalah dengan menggunakan porsi yang sama untuk setiap pembayaran pajak atas akrual yang digunakan dalam tahun sebelumnya, kecuali jika ada kondisi perubahan khusus. Setelah pajak properti akrual dan beban pajak properti untuk setiap properti sudah dihitung kembali, total harus ditambahkan dan dibandingkan dengan buku besar. Dalam banyak kasus, pajak properti dibebankan ke lebih dari satu akun. Dalam kasus ini, auditor harus menguji benar tidaknya klasifikasi dengan mengevaluasi apakah sudah dibebankan dengan jumlah yang benar.
E. Audit Akun Pendapatan dan Beban
Untuk menentukan apakah akun pendapatan dan beban dalam laporan keuangan sudah disajikan dengan wajar sesuai GAAP, Auditor harus mengecek apakah masing-masing dari total pendapatan dan beban sudah dimasukkan dalam laporan laba/rugi dan laba bersih tanpa salah saji material.
Dua konsep berikut dalam audit akun pendapatan dan beban merupakan hal penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba/rugi:
1. Kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk menentukan hasil yang benar.
2. Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten dalam beberapa periode penting untuk perbandingan.
Kedua konsep tersebut harus diterapkan dalam pencatatan masing-masing transaksi dan penggabungan akun buku besar dalam penyajian laporan.
Untuk menentukan apakah akun pendapatan dan beban dalam laporan keuangan sudah disajikan dengan wajar sesuai GAAP, Auditor harus mengecek apakah masing-masing dari total pendapatan dan beban sudah dimasukkan dalam laporan laba/rugi dan laba bersih tanpa salah saji material.
Dua konsep berikut dalam audit akun pendapatan dan beban merupakan hal penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba/rugi:
1. Kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk menentukan hasil yang benar.
2. Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten dalam beberapa periode penting untuk perbandingan.
Kedua konsep tersebut harus diterapkan dalam pencatatan masing-masing transaksi dan penggabungan akun buku besar dalam penyajian laporan.
Pendekatan Audit atas Akun Pendapatan dan Beban
Audit akun pendapatan dan beban langsung terkait dengan neraca dan bukan bagian terpisah dari proses audit. Audit akun pendapatan dan beban berkaitan dengan audit pada bagian lain. Bagian dari audit yang langsung memengaruhi akun-akun ini adalah:
• Prosedur Analitis.
• Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
• Pengujian perincian saldo.
Audit akun pendapatan dan beban langsung terkait dengan neraca dan bukan bagian terpisah dari proses audit. Audit akun pendapatan dan beban berkaitan dengan audit pada bagian lain. Bagian dari audit yang langsung memengaruhi akun-akun ini adalah:
• Prosedur Analitis.
• Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
• Pengujian perincian saldo.
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi berdampak simultan terhadap verifikasi akun neraca dan laporan laba/rugi. Sebaliknya, pengendalian dan salah saji yang tidak memadai dapat ditemukan melalui pengujian pengendelian dan pengujian substantif atas trasaksi dan mengindikasikan kemungkinan salah saji baik pada laopran laba/rugi maupun neraca.
Tujuan terpenting dalam melakukan verifikasi akun laporan laba/rugi dalam setiap siklus transaksi adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal dan pengujian terkait pengendalian dan substantive atas transaksi.
Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi berdampak simultan terhadap verifikasi akun neraca dan laporan laba/rugi. Sebaliknya, pengendalian dan salah saji yang tidak memadai dapat ditemukan melalui pengujian pengendelian dan pengujian substantif atas trasaksi dan mengindikasikan kemungkinan salah saji baik pada laopran laba/rugi maupun neraca.
Tujuan terpenting dalam melakukan verifikasi akun laporan laba/rugi dalam setiap siklus transaksi adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal dan pengujian terkait pengendalian dan substantive atas transaksi.
Pengujian Perincian Saldo Akun-Analisis Beban
Auditor harus menganalisis jumlah yang termasuk dalam akun laporan laba/rugi meskipun pengujian telah dilakukan. Analisis akun beban melibatkan penyelidikan auditor terhadap dokumen pendukung untuk masing-masing transaksi dan perincian atas total akun beban Jenis dokumen tersebut sama dengan yang digunakan untuk memeriksa transaksi sebagai bagian dari pengujian transaksi akuisisi, yaitu terdiri atas faktur, laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan kontrak.
Dalam anlisis beban dan akun laporan laba/rugi lainnya, auditor melakukan verifikasi transaksi dalam akun yang spesifik untuk menentukan apakah transaksi tersebut benar, diklasifikasikan dengan benar, dan dicatat secara akurat.
Pengujian Perincian Saldo-AlokasiAuditor harus menganalisis jumlah yang termasuk dalam akun laporan laba/rugi meskipun pengujian telah dilakukan. Analisis akun beban melibatkan penyelidikan auditor terhadap dokumen pendukung untuk masing-masing transaksi dan perincian atas total akun beban Jenis dokumen tersebut sama dengan yang digunakan untuk memeriksa transaksi sebagai bagian dari pengujian transaksi akuisisi, yaitu terdiri atas faktur, laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan kontrak.
Dalam anlisis beban dan akun laporan laba/rugi lainnya, auditor melakukan verifikasi transaksi dalam akun yang spesifik untuk menentukan apakah transaksi tersebut benar, diklasifikasikan dengan benar, dan dicatat secara akurat.
Beberapa akun beban dihsilkan dari alokasi atau akuntansi, bukan transaksi riil. Contohnya adalah beban depresiasi, deplesi, dan amortisasi hak cipta dan biaya catalog. Alokasi biaya overhead manufaktur antara persediaan dan harga pokok penjualan adalah contoh jenis lain dari alokasi yang memengaruhi beban. Jika klien salah dalam mengikuti GAAP atau salah menghitung alokasi, maka laporan keuangan bisa salah saji secara material.
Dua prosedur audit terpenting dalam audit alokasi adalah pengujian untuk keseluruhan kewajaran dengan prosedur analitis dan perhitungan kembali atas hasil perhitungan klien. Auditor biasanya melakukan penh=gujian tersebut sebagai bagian dari audit aset dan utang terkait. Hal ini meliputi verifikasi beban depresiasi sebagai bagian dari audit asset tetap. Pengujian amortisasi sebagai bagian dari verifikasi paten atau penghentian yang lama, dan verifikasi alokasi antara persediaan dan harga pokok penjualan sebagai bagian dari audit persediaan
Minggu, 10 Maret 2013
PROFIL POJOK
BEI UNP
( GALERI INVESTASI
BEI)
Penyebarluasan informasi dan
sosialisasi tentang Pasar Modal di Indonesia dinlai sangat berperan penting
dalam memasyarakatkan fungsi dan peran Pasar Modal bagi perekonomian Indonesia.Pendirian
POJOK Bursa Efek Indonesia ( BEI ) di maksudkan untuk mengenal Pasar Modal
sejak dini pada dunia akademis. Pendirian POJOK BEI berkonsep 3 in 1 (
kerjasama antara BEI, Perguruan Tinggi dan Perusahaan Sekuritas).
Pojok
Bursa Efek Indonesia – Universitas negeri padang didirikan
pada tahun 2010.
Pada saat itu, Pojok BEI UNP
sudah terdapat aktifitas jual beli saham di kalangan mahasiswa UNP tetapi belum menggunakan
sistem online trading.
Dengan berkembangnya sistem perdagangan saham menjadi online trading, Bursa
Efek Indonesia (BEI) menghimbau agar seluruh perguruan tinggi di Indonesia
memiliki Pojok BEI berbentuk 3 in 1. Istilah 3 in 1 adalah kerjasama antara
perguruan tinggi, bursa efek, dan perusahaan sekuritas yang memiliki sistem online trading dalam
aktifitas jual beli saham.
Pendirian Pojok BEI UNP secara
umum bertujuan untuk mengenalkan pasar modal sejak dini kepada mahasiswa,
dosen, karyawan, serta masyarakat umum. Dengan didirikannya Pojok BEI UNP yang
memiliki konsep 3 in 1, mahasiswa dan dosen diharapkan tidak hanya mengenal
pasar modal dari sisi teori saja akan tetapi dapat melakukan praktek secara
langsung melalui fasilitas online trading.
Pihak di luar UNP (masyarakat
umum) juga dapat menggunakan fasilitas ini untuk bertransaksi saham. Program
ini diharapkan dapat membantu mencetak para investor yang cerdas dan bijak
dalam berinvestasi serta melahirkan sumber daya manusia yang siap berkarir di
dunia pasar modal.
pojok
BEI UNP, kerjasama antara BEI, Universitas Negeri Padang, PT Asia Securitis, PT
IQ+, dan labor manajemen dan investasiPendirian Pojok
BEI UNPdimaksudkan untuk mengenalkan
Pasar Modal sejak dini dalam dunia akademis. Saat ini pendirian Pojok BEI
berkonsep 3 in 1 (kerjasama antara BEI, Universitas dan Perusahaan Sekuritas)
sehingga diharapkan civitas akademika tidak hanya mengenal Pasar Modal dari
sisi teori saja akan tetapi dapat langsung melakukan prakteknya.
Sasaran Pojok BEI sebagai langkah untuk menjangkau kelompok
yang berpendidikan agar dapat lebih memahami dan mengenal pasar modal.
Pendirian POJOK BEI ini merupakan salah satu hasil kerjasama Bursa Efek
Indonesia dengan Perguruan Tinggi untuk membantu kelompok akademisi (mahasiswa
& dosen) mendapatkan dan menyebarkan informasi pasar modal.
POJOK BEI berisi semua publikasi dan bahan cetakan
mengenai pasar modal yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia termasuk
peraturan dan Undang-Undang Pasar Modal. Informasi dan data BEI dapat digunakan
oleh civitas akademika untuk tujuan akademik, bukan untuk tujuan komersial bagi
transaksi jual beli saham.
Dengan adanya kerjasama ini diharapkan dapat saling
menguntungkan sehingga penyebaran informasi pasar modal tepat sasaran serta
dapat memberikan manfaat yang optimal baik bagi mahasiswa, praktisi ekonomi,
investor, pengamat pasar modal maupun masyarakat umum di daerah dan sekitarnya
baik untuk kepentingan sosialisasi dan pendidikan/edukasi pasar modal maupun
untuk kepentingan ekonomis.
Pelayanan di Pojok BEI UNP
1. Online Trading
Dengan online trading, transaksi jual beli saham dapat dilakukan dimana saja selama komputer atau laptop terhubung dengan jaringan internet.
Persyaratan melakukan online trading:
Dengan online trading, transaksi jual beli saham dapat dilakukan dimana saja selama komputer atau laptop terhubung dengan jaringan internet.
Persyaratan melakukan online trading:
- Mengisi aplikasi pembukaan rekening efek (disertai fotokopi KTP yang masih berlaku dan NPWP, jika ada)
- Menyerahkan dana sebagai modal awal investasi saham ke Bank rekanan UOB Kay Hian Securities. Modal awal online trading hanya sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah)
- Menyerahkan bukti setoran/bukti transfer dari bank
- Menerima persetujuan pembukaan rekening dari pihak sekuritas
- Melakukan instalasi software U-Trade (dapat dibantu oleh Pojok BEI UNP)
- Memasukkan username dan password yang telah diberikan untuk login
2. Informasi dan Data
Pojok BEI UNP menyediakan data dalam bentuk softcopy
dan hardcopy seperti harga saham, laporan keuangan, dan lain-lain.
Selain itu juga tersedia koleksi referensi dan sumber pustaka keuangan.
3. Edukasi
Pojok BEI UNP juga memberikan edukasi tentang pasar
modal kepada mahasiswa UNP, calon investor, investor, dan masyarakat umum
melalui seminar, pelatihan, kelompok studi, diskusi, dan lain-lain.
MANFAAT
YANG DIPEROLEH BAGI MASING – MASING PIHAK DALAM PENDIRIAN POJOK BEI
1.
Bagi BEI sebagai
sarana sosialisasi & edukasi di kalangan akademis agar dapat terlaksana
dengan baik, sehingga diharapkan civitas akademika tidak hanya mengenal Pasar
Modal dari sisi teori saja akan tetapi dapat langsung melakukan prakteknya.
2.
Bagi Perguruan
tinggi, ada aliansi strategis dengan para pelaku Pasar Modal (BEI, AB, Data
Vendor). Meningkatkan Brand Name dan Nilai Jual perguruan tinggi.
3.
Bagi Perusahaan
Efek Anggota Bursa, sebagai langkah media promosi dikalangan
mahasiswa/akademisi dan sebagai media recruitment SDM Pasar Modal yang handal.
4.
Bagi Data
Vendor, sebagai langkah media promosi produk data dikalangan akademisi,
tidak mengeluarkan investasi hardware untuk pojok BEI & Lab Pasar Modal dan
sebagai media recruitment SDM Pasar Modal yang handal.
KEWAJIBAN
BAGI MASING-MASING PIHAK DALAM PENDIRIAN POJOK BEI
1.
Bursa Efek Indonesia, mengirimkan publikasi yang dikeluarkan oleh BEI,
mendukung kegiatan yang berkaitan dengan sosialisasi edukasi Pasar Modal,
menyediakan kesempatan untuk magang, memfasilitasi terbentuknya klab investasi.
2.
Bagi Perguruan
Tinggi, menyediakan space sekaligus infrastuktur untuk kebutuhan galery
Pojok BEI dan Lab Pasar Modal. Menyediakan PC sesuai dengan kebutuhan minimal 3
PC (2 PC untuk Data Realtime, 1 PC untuk operasional Pojok BEI) dengan
konfigurasi layak pakai.
3.
Bagi Perusahaan
Efek, memberikan layanan edukasi sekaligus sosialisasi Pasar Modal, sharing
profit sesuai dengan perjanjian, menyediakan kesempatan magang.
4.
Vendor Data realtime, memberikan fasilitas berlangganan gratis minimal 1
terminal untuk Pojok BEI sebagai Lab Pasar Modal. Melakukan layanan edukasi
untuk perguruan tinggi, sekaligus sosialisasi penggunaan produk data
realtime. Menyediakan tempat magang.
Informasi dan Pelayanan
Ruang
Pojok Bursa Efek Indonesia – Universitas Negeri Padang (Lt.1) Kampus Fakultas Ekonomi UNP
Jln.Prof.dr.Hamka
Air Tawar .Padang 25131
E-Mail
: pojokbeiunp@yahoo.co.id
Contact
Person;081274050642 (FAUZAN)
Susunan
pengurus kelompok studi pasar modal
Fakultas
ekonomi universitas negeri padang
Periode
2013
Pembina :Hendri Andi Mesta SE.,Ak.,MM
Ketua Umum : Yulimel Sari
Sekretaris : Sonya Romasari
Bendahara : Yessy Arifman
Divisi Pelatihan
dan Edukasi
1. Lili Yanti
2. Dede Winarno
3. Dian Fitri Susanti
4. Eko Fadilla R.
5. Merry Setiawati
6. Jummul Yanti
Divisi
Riset dan Investasi
1. Novi Amelia
2. Annisarah Imam
3. Rifki Zalmi
4. Leni Permata Sari
5. Annisa Rahmayeni
Divisi
Humas dan Publikasi
1. Yossy Fauziah
2. Sri Novelma
3. Eka Kristin Paulina
4. Rizki Faiz Ramadhani
5. Fauzan Ramli
Langganan:
Postingan (Atom)