Pages

Minggu, 17 Maret 2013

Menyelesaikan Pengujian dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran: Verifikasi Akun Tertentu


A. Jenis Akun Lainnya Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran
Jenis aset, beban dan utang berbeda untuk masing-masing perusahaan, terutama untuk industri yang bukan ritel, grosir dan manufaktur. Metodelogi yang berkaitan dengan audit akun-akun tersebut sama dengan audit akun-akun lainnya yang dibahas pada bab-bab sebelumnya. Bab terakhir menyajikan telaah pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran, seperti prosedur analitis yang biasa digunakan dan pengujian perincian saldo utang dagang. Dalam bab ini, pembahasan untuk beberapa akun utama dalam siklus ini akan dibahas, yang disebut audit atas:
• Aset tetap (properti dan peralatan)
• Beban duibayar dimuka
• Utang lain-lain
• Akun pendapatan dan beban
B. Audit atas asset tetap (Properti dan peralatan)
Aset tetap (property dan peralatan) adalah asset yang diharapkan memiliki umur lebih dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak ditujukan untuk dijual kembali. Penggunaan asset tetap dalam pelaksanaan bisnis klien dan ekspektasi umur ekonomis lebih dari satu tahun merupakan karakteristik utama yang membedakan asset tersebut dengan persediaan, beban dibayar dimuka, dan investasi.
Telaah atas peralatan – akun terkait
Pencatatan akuntansi utama dalam akun peralatan manufaktur dan akun asset tetap lainnya umumnya merupakan berkas utama asset tetap. Berkas utama meliputi catatan terperinci atas setiap bagian peralatan dan jenis property lainnya.
Auditor melakukan verifikasi atas peralatan manufaktur secara berbeda dengan akun asset lancar karena tiga alas an berikut:
1. Biasanya terdapat akuisisi peralatan dalam jumlah sedikit pada periode berjalan.
2. Nilai akuisisi biasanya material.
3. Peralatan biasanya disimpan dan dicatat dalam pencatatan akuntansi selama beberapa tahun.
Oleh karena perbadaan tersebut, maka audit peralatan manufaktur menekankan pada verifikasi atas akuisisi periode berjalan, dibandingkan pada saldo akun lanjutan dari periode sebelumnya. Sebagai tambahan, umur ekonmis dari asset yang lebih dari satu tahun ini menimbulkan akun beban depresiasi dan akumulasi depresiasi.
Meskipun pendekatan dalam verifikasi peralatan manufaktur berbeda dengan yang digunakan pada asset biasa, beberapa akun asset diverifikasi dengan cara yang sama. Hal ini termasuk juga pada paten, hak cipta, biaya catalog, dan seluruh akun asset tetap dan peralatan. Dalam audit peralatan manufaktur dan akun terkait, pengujian akan dimudahkan jika dipisah menjadi beberapa kategori:
• Melakukan prosedur analitis
• Melakukan verifikasi akuisisi tahun berjalan
• Melakukan verifikasi penghentian asset tahun berjalan
• Melakukan verifikasi saldo akhir pada akun asset
• Melakukan verifikasi beban depresiasi
• Melakukan verifikasi saldo akhir dalam akumulasi depresiasi
Melakukan prosedur analitis
• Bandingkan beban penyusutan dibagi biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun sebelumnya.
• Bandingkan akumulasi penyusutan dibagi biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun sebelumnya.
• Bandingkan beban perbaikan dan pemeliharaan, beban perlengkapan, beban peralatan kecil tahunan dengan tahun sebelumnya.
• Bandingkan biaya peralatan manufaktur kotor.
Melakukan verifikasi akuisisi tahun berjalan
Perusahaan harus mencatat penambahan pembelian asset tahun berjalan dengan benar karena asset tetap memiliki dampak jangka panjang pada laporan keuangan. Kesalahan dalam mengapitalisasi asset atau mencatat akuisisi dengan jumlah yang tidak benar akan berdampak pada neraca hingga perusahaan menghentikan menggunakan asset tersebut.
Titik awal verifikasi untuk akuisisi tahun berjalan merupakan skedul yang diperoleh dari klien atas seluruh catatan akuisisi dalam buku besar untuk asset tetap selama tahun tersebut. Klien menyediakan informasi tersebut dari berkas utama. Daftar skedul untuk setiap penambahan dilakukan terpisah dan mencakup tanggal akuisisi, vendor, deskripsi, dan catatan apakah barang tersebut baru atau bekas, umur asset untuk penentuan depresiasi, metode depresiasi, dan biayanya.
Tujuan audit terkait saldo:
• Perolehan tahun berjalan pada skedul perolehan cocok dengan jumlah pada berkas induk yang terkait, dan jumlah total cocok dengan buku besar.
• Perolehan tahun berjalan yang tercatat adalah ada
• Perolehan yang ada telah dicatat
• Perolehan tahun berjalan yang tercatat dihitung dengan akurat
• Perolehan tahun berjalan yang tercatat diklasifikasikan dengan tepat
• Verifikasi Pelepasan TPerolehan tahun berjalan dicatat dalam periode yang benar
• Klien memiliki hak kepemilikan dan perolehan tahun berjalan
Melakukan verifikasi penghentian aset tahun berjalan
Transaksi yang mencakup penghentian peralatan manufaktur biasanya mengalami salah saji bila pengendalian internal perusahaan melemah dalam menjalankan metode formal untuk menginformasikan menejemen untuk transaksi penjualan, tukar-tambah, pembatalan, atau pencurian mesin dan peralatan. Tujuan utama auditor dalam verifikasi penjualan, tukar-tambah, atau penghentian asset tetap adalah mendapatkan bukti memadai bahwa seluruh penghentian dicatat dalam jumlah yang benar.
Karena kegagalan untuk membukukan penghentian peralatan pabrik yang tidak lagi digunakan dapat secara signifikan mempengaruhi laporan keuangan, pencarian atas pelepsdsn ysng tidak dibukukan merupakan hal yang sangat penting. Prosedur berikut seringkali digunakan untuk memverifikasi penghentian:
• Menelaah apakah ada aktiva yang baru menggantikan aktiva yang ada.
• Menganalisa keuntungan dan kerugian akibat pelepasan aktiva dan pendapat rupa-rupa dari adanya penerimaan akibat pelepasan aktiva.
• Menelaah modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak-pajak property, atau penutupan asuransi atas adanya penghapusan peralatan.
• Tanya jawab dengan manajemen dan pelaksana produksi mengenai kemungkinan pelepasan aktiva.
Bilamana aktiva dijual atau dilepaskan tanpa adanya pertukaran dengan aktiva pengganti, penilaian keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan melakukan pemeriksaan terhadap faktur penjualan dan berkas induk property terkait,
Bilamana pertukaran aktiva untuk penggantian terjadi, auditor hendaknya yakin bahwa aktiva yang baru dikapitalisasi dengan layak dan aktiva yang digantikan dengan layak telah dihapuskan dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai buku aktiva yang dipertukarkan dan biaya-biaya penambahan aktiva baru.
Verifikasi saldo akhir akun asset
Dua dari tujuan-tujuan auditor sewaktu mengaudit peralatan manufaktur meliputi penentuan bahwa:
1. Semua peralatan yang dimiliki telah dibukukan.
2. Semua peralatan pisik yang ada dibukukan pada tanggal neraca,
Saat mendesain pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor pertama kali harus mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas peralatan manufaktur. Pengendalian yang penting harus mencakup pemakaian berkas utama untuk masing-masing asset tetap, pengendalian fisik yang memadai atas asset yang mudah dipindahkan, penggunaan nomor identifikasi untuk setiap asset tetap, dan perhitungan asset tetap secara periodic dan rekonsiliasinya oleh personel akuntansi.
Verifikasi beban depresiasi
Beban depresiasi adalah satu dari sedikit akun beban yang tidak diverifikasi sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi. Tujuan audit-terkait saldo yang paling penting untuk beban depresiasi adalah akurasi. Dalam menentukan hal tersebut, auditor harus mempertimbangkan empat hal, yaitu:
1. Umur ekonomis untuk akuisisi masa sekarang.
2. Metode depresiasi
3. Estimasi nilai sisa
4. Kebijakan mendepresiasi asset selama tahun akuisisi dan penghentian.
Metode yang berguna untuk mengaudit depresiasi adalah pengujian prosedur analitis atas kewajaran yang dibuat dengan mengalikan asset tetap yang kurang didepresiasi dengan tingkat depresiasi untuk tahun tersebut. Bila pengujian kewajaran tidak dapat dilakukan sepenuhnya, maka pengujian perincian perlu dilakukan. Oleh karena standard akuntansi mensyaratkan adanya penjelasan tambahan sehubungan dengan depresiasi asset tetap, termasuk pengungkapan metode depresiasi dan umur ekonomis atas klasifikasi asset, maka auditor melakukan prosedur untuk mendapatkan bukti bahwa keempat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan depresiasi telah dipenuhi.
Melakukan Verifikasi saldo akhir dalam Akumulasi depresiasi
Debet atas akumulasi depresiasi secara normal diuji sebagai bagian dari audit penghentian asset dan kreditnya deverifikasi sebagai bagian dari beban depresiasi.
C. Audit Beban Dibayar di Muka
Baban dibaya di muka, tagihan di muka, dan aset tak berwujud adalah aset yang umurnya bervariasi dari hitungan bulan sampai bertahun-tahun. Termasuk di dalamnya adalah:
• Sewa dibayar di muka
• Biaya organisasi
• Pajak dibayar di muka
• Paten
• Asuransi dibayar di muka
• Merek dagang
• Tagihan di muka
• Hak cipta
Dalam beberapa kasus, akun ini nilainya sangat material. Dalam audit tertentu, perusahaan tidak memiliki akun tersebut dalam jumlah besar atau tidak material. Prosedur analitis biasanya dianggap memadai untuk beban dibayar di muka dan aset tak berwujud. Dalam audit tertentu, beberapa aset ini jumlahnya signifikan. Di bagian ini, kita akan membahas beberapa jenis pengendalian internal dan pengujian audit yang biasanya dikaitkan dengan beban dibayar di muka. Dalam diskusi berikut ini, asuransi dibayar di muka digunakan sebagai contoh pembahasan dalam kelompok ini karena:
1. Asuransi dibayar di muka banyak ditemukan dalam audit, bahkan hampir setiap perusahaan memiliki beberapa jenis asuransi.
2. Permasalahan yang biasanya muncul dalam audit asuransi dibayar di muka bila klasifikasinya mirip.
3. Tanggung jawb auditor dalam menelaah cakupan asuransi ini merupakan pertimbangan yang tidak ditemukan atas akun lain dalam kategori ini.
Telaah Asuransi Dibayar di Muka
Figur 18-3 menggambarkan akun yang biasanya digunakan untuk asuransi dibayar di muka dan hubungan antara asuransi dibayar di muka dan siklus akuisisi dan pembayaran dengan mendebet akun asuransi dibayar di muka. Oleh karena sumber pendebetan akun aset adalah jurnal akuisisi, maka pembayaran premi asuransi sebagian telah diuji dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif untuk transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.
Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi dapat dibagi menjadi tiga kategori: pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian register asuransi, dan pengendalian pencatatan beban asuransi. Pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran. Konsisten dengan prosedur yang didiskusikan dalam siklus tersebut, otorisasi yang tepat untuk kebijakan asuransi baru dan pembayaran premi asuransi merupakan pengendalian penting.
Register asuransi adalah pencatatan kebijakan asuransi dan masa berlaku masing-masing kebijakan. Auditor menggunakan register asuransi untuk mengidentifikasi kebijakan sehubungan dengan akun asuransi dibayar di muka. Jangka waktu dan jumlah pembayaran untuk mengidentifikasi kebijakan dimasukkan dalam register. Oleh karena jangka waktu dan jumlah menjadi dasar penentuan jumlah asuransi dibayar di muka, maka auditor secara independen melakukan verifikasi jangka waktu dan jumlah tersebut ke kebijakan asuransi atau kontrak yang mendasarinya.
Perusahaan kadang-kadang mempunyai jurnal standar bulanan untuk mengklasifikasikan asuransi dibayar di muka sebagai beban asuransi. Jika terdapat jurnal berjumlah material yang diharuskan menyesuaikan saldo asuransi dibayar di muka pada akhir tahun, maka artinya terjadi potensi salah saji dalam pencatatan akuisisi asuransi selama tahun tersebut atau dalam klasifikasi saldo akhir tahun dalam ausransi dibayar di muka.
Pengujian Audit
Melalui audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor harus selalu berpikir bahwa jumlah dalam beban asuransi adalah nilai sisa (residual). Residual ini berasal dari saldo awal pada asuransi dibayar di muka, pembayara premi selama tahun tersebut dan saldo akhirnya.
Satu-satunya pengujian dalam akun beban yang harus dilakukan adalah prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa seluruh tagihan untuk beban asuransi mencul dari kredit atas asuransi dibayar di muka. oleh karena pembayaran premi diuji sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dan prosedur analitis, maka penekanan pada pengujian perincian saldo adalah pada asuransi dibayar di muka.
Dalam audit asuransi dibayar di muka, auditor memiliki sebuah skedul yag diperoleh dari klien atau membuatnya sendiri yang berisi tentang kebijakan tertentu. Misalnya, skedul tersebut memasukkan informasi tentang kebijakan asuransi, nomor polis, cakupan suransi untuk setiap polis, jumlah premi, periode premi, beban asuransi untuk tahun tersebut dan asuransi dibayar di muka pada akhir tahun.
Saldo awal dan saldo akhir asuransi dibayar di muka biasanya tidak material dan hanya terdapat sedikit transaksi didebet dan dikredit atas saldo tersebut selama tahun berjalan, sebagian besar berjumlah kecil dan mudah dipahami. Oleh karena itu, auditor hanya perlu menggunakan sedikit waktunya dalam melakukan verifikasi saldo atau transaksi. Jika auditor memutuskan untuk tidak melakukan verifikasi perincian saldo tersebut, maka prosedur analitis menjadi penting untuk mengidentifikasi potensi salah saji material. Auditor biasanya melakukan prosedur analitis ini untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi:
• Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun-tahun sebelumnya.
• Membandingkan rasio asuransi dibayar di muka ke beban asuransi dan membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya.
• Membandingkan masing-masing cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujia pengurangan kebijakan tertentu atau perusahaan cakupan asuransi.
• Membandingkan perhitungan saldo asuransi dibayar di muka untuk tahun berjalan berdasarkan masing-masing polis dengan tahun sebelumnya sebagai pengujian atas kesalahan perhitungan.
• Menelaan kewajaran cakupan asuransi pada skedul asuransi dibayar di muka bersama pegawai klien atau pegawai asuransi. Auditor tidak dapat menjadi ahl asuransi, tetapi pemahaman auditor atas akuntansi dan penilaian aset diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan tidak kurang diasuransikan.
Dalam banyak audit, tidak terdapat tambahan prosedur substantif yang diperlukan kecuali jika hasil penilaian risiko pengendalian mengindikasikan kemungkinan besar terjadi salah saji material. Prosedur audit lainnya, yang akan dibahas berikutnya, perlu dilakukan hanya jika ada alasan khusus. Pembahasan untuk pengujian tersebut menggunakan tujuan audit-terkait saldo untuk melakukan pengujian perincian saldo aset (nilai realisasi tidak diterapkan).
Polis Auransi Terdapat dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka dan Polis Asuransi yang Ada Telah Didaftar (Keberadaan dan Kelengkapan)
Pengujian atas keberadaan dan penghapusan polis asuransi dari skedul klien dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Menguji sampel faktur asuransi dan polis sebagai perbandingan dengan skedul.
2. Melakukan konfirmasi atas informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan. Auditor biasanya lebih senang mengirimkan konfirmasi kepada agen asuransi klien karena pedekatan ini biasanya tidak memakan waktu lama dibandingkan dengan pengujian bukti transaksi dan konfirmasi ini dapat menghasilkan verifikasi 100 persen.
Klien Memiliki Hak atas Seluruh Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka (Hak)
Pihak yang akan menerima keuntungan bila klaim asuransi diajukan dinyatakan sebagai pihak yang memiliki hak. Biasanya, penerima klaim yang tertulis dalam polis adalah klien, tetapi apabila ada hipotek atau kewajiban lain, maka klaim asuransi bisa saja terutang kepada kreditur. Telaah atas polis asuransi yang klaimnya dimiliki pihak lain selain klien merupakan pengujian yang kuat atas tidak tercatatnya utang dan aset yang dijaminkan.
Jumlah Dibayat di Muka pada Skedul adalah Akurat dan Totalnya Ditambahkan dengan Benar dan Sesuai dengan Buku Besar (Akurasi dan Kecocokan Perincian)
Pengujian audit untuk melakukan verifikasi terhadap akurasi asuransi dibayar di muka juga meliputi verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode asuransi, dan alokasi premi atas asuransi yang belum jatuh tempo. Jumlah premi atas polis tertentu dan masa berlakunya dapat diverifikasi bersamaan dengan memeriksa faktur premi atau konfirmasi dari agen asuransi. Setelah keduanya diverifikasi, perhitungan klien atas asuransi yang belum jatuh tempo dapat diuji melalui perhitungan ulang. Skedul asuransi dibayar di muka dapat dijumlahkan dan totalnya ditelusuri ke buku besar untuk melengkapi kecocokan perinciannya.
Beban Asuransi Terkait dengan Asuransi Dibayar di Muka Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi)
Klasifikasi pendebetan yang benar atas akun beban asuransi yang berbeda perlu ditelaah sebagai pengujian laporan laba/rugi. Dalam beberapa kasus, akun beban yang benar jelas terlihat karena jenis asuransinya, seperti polis untuk mengasuransikan sebuah peralatan. Dalam kasus lain, alokasi perlu dilakukan. Misalnya, asuransi kebakaran atas bangunan memerlukan alokasi ke beberapa akun yang berbeda, termasuk biaya-biaya tak langsung atas manufaktur (manufacturing overhead). Pembebanan pada akun yang benar dan konsistensi dengan tahun-tahun sebelumnya merupakan pertimbangan utama dalam evaluasi klasifikasi.
Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang Benar (Pisah Batas)
Pisah batas untuk akuisisi asuransi biasanya bukan masalah penting karena jumlah polis tidak banyak dan jumlahnya tidak material. Jika auditor mengecek pisah batas untuk akuisisi asuransi, maka mereka melakukannya sebagai bagian dari pengujian pisah batas untuk utang dagang.
D. Audit Utang Akrual
Kategori ketiga dalam siklus akuisisi dari pembayaran adalah utang akrual, yaitu estimasi kewajiban yang belum dibayarkan atas jasa atau keuntungan yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Banyak utang akrual merupakan utang masa depan untuk jasa yang belum dibayarkan, tetapi sebenarnya belum berutang pada tanggal neraca. Mislanya, keuntungan dari menyewakan aset yang terutang selama tahun berjalan. Oleh karenanya, pada tanggal neraca, porsi tertentu dari total biaya sewa yang belum dibayarkan harus menjadi akrual. Utang sejenis lainnya adalah :
1. Utang Gaji
2. Pajak atas Utang Gaji
3. Bonus Karyawan Akrual
4. Komisi Akrual
5. Honor Profesional Akrual
6. Sewa Akrual
7. Utang Bunga
Jenis akrual yang kedua adalah estimasi jumlah kewajiban yang jatuh temponya tidak pasti, seperti kewajiban pajak penghasilan daerah dimana kemungkinan jumlah yang tercantum dalam pengembalian pajak akan berubah setelah petugas pajak mengaudit pengembalian tersebut. Biaya garansi akrual dan biaya pensiun akrual juga merupakan akrual yang sama.
Verifikasi beban akrual bervariasi bergantung pada sifat akrual dan kondisi klien. Pada kebanyakan audit, akrual menghabiskan waktu cukup banyak. Dalam kondisi lain, akun-akun tertentu seperti pajak penghasilan akrual, biaya garansi, dan biaya pensiun kadang-kadang material dan memerlukan pertimbangan audit. Pembahasan berikut mengenai pajak properti akrual merupakan contoh audit yang akrual.
Audit atas Pajak Properti Akrual
Sumber pendebetan adalah jurnal pengeluaran kas, maka pembayaran pajak properti sudah diuji melalui pengujian transaksi siklus akuisisi dan pembayaran. Dengan biaya asuransi, saldo biaya pajak properti merupakan jumlah residual yang dihasilkan dari saldo awal dan saldo akhir dalam pajak properti akrual dan pembayaran pajak properti. Oleh karena itu, penekanan dalam pengujian harus dilakukan atas saldo akhir utang dan pemberian pajak properti. Saat auditor melakukan verifikasi pajak properti akrual, keseluruhan delapan tujuan audit terkait saldo adalah relevan kecuali nilai realisasi. Dua hal di bawah ini merupakan hal penting, yaitu :
1. Properti yang diperhitungkan pajak akrualnya berada dalam skedul akrual. Kesalahan salam memasukkan properti dimana pajak seharusnya dihitung akrual akan terjadi kurang saji pada utang pajak properti (kelengkapan). Salah saji material dapat terjadi, misalnya jika pajak properti tidak dibayarkan sebelum tanggal neraca dan tidak termasuk sebagai pajak properti akrual.
2. pajak properti akrual dicatat secara akurat. Auditor perlu memperhatikan konsistensi perlakuan akrual dari tahun ke tahun (akurasi).
Auditor menggunakan dua pengujian utama yang memasukkan seluruh akrual. Auditor melakukan verifikasi akrual bersamaan dengan audit pembayaran pajak properti tahun berjalan. Dalam audit, hanya terdapat sedikit pembayaran pajak properti, tetapi setiap pembayaran sering kali material, sehingga bisa diverifikasi satu sama lain. Auditor juga membandingkan akrual dengan tahun-tahun sebelumnya.
Auditor biasanya memulai pekerjaannya dengan membuat skedul pembayaran pajak properti dari klien dan membandingkan setiap pembayaran dengan skedul tahun sebelumnya untuk menentukan apakah seluruh pembayaran dimasukkan dalam skedul klien. Skedul aset tetap juga harus diperiksa bila terjadi penambahan dan penghentisn aset yang bisa memengaruhi pajak properti akrual. Seluruh properti dipengaruhi oleh aturan pajak properti lokal seharusnya termasuk dalam skedul, bahkan jika pembayaran pajak tidak dilakukan.
Setelah auditor menemukan bahwa seluruh pajak properti telah dimasukkan dalam skedul klien, mereka mengevaluasi kewajaran pajak properti pada setiap properti yang digunakan klien untuk mengestimasi akrualnya. Dalam banyak hal, jumlah total sudah disusun oleh otoritas pajak dan dikirimkan kepada klien, sehingga memungkinkan untuk diverifikasi jumlahnya. Hal ini diperoleh dengan membandingkan jumlah dalam skedul denggan tagihan pajak. Dalam kasus lain, total pembayaran tahun berikutnya harus disesuaikan dengan peningkatan tarif pajak properti.
Auditor dapat melakukan verifikasi pajak properti akrual dengan menghitung kembali porsi total pajak yang diaplikasikan pada tahun berjalan untuk setiap properti. Bahan pertimbangan utama adalah dengan menggunakan porsi yang sama untuk setiap pembayaran pajak atas akrual yang digunakan dalam tahun sebelumnya, kecuali jika ada kondisi perubahan khusus. Setelah pajak properti akrual dan beban pajak properti untuk setiap properti sudah dihitung kembali, total harus ditambahkan dan dibandingkan dengan buku besar. Dalam banyak kasus, pajak properti dibebankan ke lebih dari satu akun. Dalam kasus ini, auditor harus menguji benar tidaknya klasifikasi dengan mengevaluasi apakah sudah dibebankan dengan jumlah yang benar.
E. Audit Akun Pendapatan dan Beban
Untuk menentukan apakah akun pendapatan dan beban dalam laporan keuangan sudah disajikan dengan wajar sesuai GAAP, Auditor harus mengecek apakah masing-masing dari total pendapatan dan beban sudah dimasukkan dalam laporan laba/rugi dan laba bersih tanpa salah saji material.
Dua konsep berikut dalam audit akun pendapatan dan beban merupakan hal penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba/rugi:
1. Kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk menentukan hasil yang benar.
2. Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten dalam beberapa periode penting untuk perbandingan.
Kedua konsep tersebut harus diterapkan dalam pencatatan masing-masing transaksi dan penggabungan akun buku besar dalam penyajian laporan.
Pendekatan Audit atas Akun Pendapatan dan Beban
Audit akun pendapatan dan beban langsung terkait dengan neraca dan bukan bagian terpisah dari proses audit. Audit akun pendapatan dan beban berkaitan dengan audit pada bagian lain. Bagian dari audit yang langsung memengaruhi akun-akun ini adalah:
• Prosedur Analitis.
• Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
• Pengujian perincian saldo.
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi berdampak simultan terhadap verifikasi akun neraca dan laporan laba/rugi. Sebaliknya, pengendalian dan salah saji yang tidak memadai dapat ditemukan melalui pengujian pengendelian dan pengujian substantif atas trasaksi dan mengindikasikan kemungkinan salah saji baik pada laopran laba/rugi maupun neraca.
Tujuan terpenting dalam melakukan verifikasi akun laporan laba/rugi dalam setiap siklus transaksi adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal dan pengujian terkait pengendalian dan substantive atas transaksi.
Pengujian Perincian Saldo Akun-Analisis Beban
Auditor harus menganalisis jumlah yang termasuk dalam akun laporan laba/rugi meskipun pengujian telah dilakukan. Analisis akun beban melibatkan penyelidikan auditor terhadap dokumen pendukung untuk masing-masing transaksi dan perincian atas total akun beban Jenis dokumen tersebut sama dengan yang digunakan untuk memeriksa transaksi sebagai bagian dari pengujian transaksi akuisisi, yaitu terdiri atas faktur, laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan kontrak.
Dalam anlisis beban dan akun laporan laba/rugi lainnya, auditor melakukan verifikasi transaksi dalam akun yang spesifik untuk menentukan apakah transaksi tersebut benar, diklasifikasikan dengan benar, dan dicatat secara akurat.
Pengujian Perincian Saldo-Alokasi
Beberapa akun beban dihsilkan dari alokasi atau akuntansi, bukan transaksi riil. Contohnya adalah beban depresiasi, deplesi, dan amortisasi hak cipta dan biaya catalog. Alokasi biaya overhead manufaktur antara persediaan dan harga pokok penjualan adalah contoh jenis lain dari alokasi yang memengaruhi beban. Jika klien salah dalam mengikuti GAAP atau salah menghitung alokasi, maka laporan keuangan bisa salah saji secara material.
Dua prosedur audit terpenting dalam audit alokasi adalah pengujian untuk keseluruhan kewajaran dengan prosedur analitis dan perhitungan kembali atas hasil perhitungan klien. Auditor biasanya melakukan penh=gujian tersebut sebagai bagian dari audit aset dan utang terkait. Hal ini meliputi verifikasi beban depresiasi sebagai bagian dari audit asset tetap. Pengujian amortisasi sebagai bagian dari verifikasi paten atau penghentian yang lama, dan verifikasi alokasi antara persediaan dan harga pokok penjualan sebagai bagian dari audit persediaan

1 komentar: